Selasa, 19 April 2011

KDM II ( TTV)

PEMERIKSAAN TANDA–TANDA VITAL

Pemeriksaan tanda vital yang dilaksanakan oleh perawat digunakan untuk memantau perkembangan pasien. Pelaksanaan pemeriksaan tanda vital pada semua klien berbeda satu dengan yang lain. Prosedur pemeriksaan tanda vital yang dilakukan pada pasien meliputi pengukuran suhu, pemeriksaan denyut nadi, pemeriksaan pernapasan, dan pengukuran tekanan darah.

1. TEKANAN DARAH
Pemeriksaan tekanan darah dapat diukur dengan dua metode sebagai berikut :
a. Metode Langsung
Yaitu metode yang menggunakan kanula atau jarum yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah yang dihubungkan dengan manometer.
Metode ini merupakan cara yang paling tepat untuk menentukan tekanan darah, tetapi memerlukan persyaratan dan keahlian khusus.
b. Metode Tak Langsung
Yaitu metode yang menggunakan sfigmomanometer. Pengukuran tak langsung ini menggunakan dua cara yaitu :
• Palpasi (yang mengukur tekanan sistolik)
• Auskultasi (yang dapat mengukur tekanan sistolik dan diastolic dan cara ini memerlukan alat stetoskop).

Alat dan Bahan
a. Sfigmomanometer (tensimeter) yang terdiri dari :
• Manometer air raksa + klep penutup dan pembuka
• Manset udara
• Slang karet
• Pompa udara dari karet + sekrup pembuka dan penutup
b. Stetoskop
c. Buku catatan tanda vital
d. Pena.

Prosedur kerja
Cara palpasi
a. Jelaskan prosedur pada klien
b. Cuci tangan
c. Atur posisi pasien
d. Letakkan lengan yang hendak diukur pada posisi telentang
e. Lengan baju di buka
f. Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3 cm di atas fossa cubiti (jangan terlalu ketat maupun terlalu longgar)
g. Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra/sinistra
h. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba
i. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mm Hg lebih tinggi dari titik radialis tidak teraba
j. Letakkan diafragma stetoskop di atas nadi brakhialis dan kempeskan balon udara manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan memutar sekrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam.
k. Catat mm Hg manometer saat pertama kali denyut nadi teraba kembali. Nilai ini menunjukkan tekanan sistolik secara palpasi
l. Catat hasil
m. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Cara Auskultasi
a. Jelaskan prosedur pada klien
b. Cuci tangan
c. Atur posisi pasien
d. Letakkan lengan yang hendak diukur dalam posisi telentang
e. Buka lengan baju
f. Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3 cm di atas fossa cubiti (jangan terlalu ketat maupun terlalu longgar)
g. Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra/sinistra
h. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba
i. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mm Hg dari titik radialis tidak teraba
j. Letakkan diafragma stetoskop di atas arteri brakhialis dan dengarkan
k. Kempeskan baalon udara manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan memutar sekrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam
l. Catat tinggi air raksa manometer saat pertama kali terdengar kembali denyut
m. Catat tinggi air raksa pada manometer:
• Suara Korotkoff I : menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara auskultasi
• Suara Korotkoff IV/V : menunjukkan besarnya tekanan diastolic secara auskultasi
n. Catat hasilnya pada catatan pasien
o. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

2. SUHU
Nilai hasil pemeriksaan suhu merupakan indikator untuk menilai keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas. Nilai ini akan menunjukkan peningkatan bila pengeluaran panas meningkat. Kondisi demikian dapat juga disebabkan oleh vasodilatasi, berkeringat, hiperventilasi dan lain-lain. Demikian sebaliknya, bila pembentukan panas meningkat maka nilai suhu tubuh akan menurun. Kondisi ini dapat dilihat pada peningkatan metabolisme dan kontraksi otot. Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan secara oral, rektal, dan aksila.


Alat dan Bahan
a. Termometer
b. Tiga buah botol
• Botol pertama berisi larutan sabun
• Botol kedua berisi larutan desinfektan
• Botol ketiga berisi air bersih
c. Bengkok
d. Kertas/tisu
e. Vaselin
f. Buku catatan suhu
g. Sarung tangan.

Prosedur Kerja
Pemeriksaan suhu oral
a. Jelaskan prosedur pada klien
b. Cuci tangan
c. Gunakan sarung tangan
d. Atur posisi pasien
e. Tentukan letak bawah lidah
f. Turunkan suhu termometer di bawah 34˚ – 35˚C
g. Letakkan termometer di bawah lidah sejajar dengan gusi
h. Anjurkan mulut dikatupkan selama 3 – 5 menit

i. Angkat termometer dan baca hasilnya
j. Catat hasil
k. Bersihkan termometer dengan kertas tisu
l. Cuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih, dan keringkan
m. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Pemeriksaan suhu rektal
a. Jelaskan prosedur pada klien
b. Cuci tangan
c. Gunakan sarung tangan
d. Atur posisi pasien dengan posisi miring
e. Pakaian diturunkan sampai di bawah glutea
f. Tentukan termometer dan atur pada nilai nol lalu oleskan vaselin.
g. Letakkan telapak tangan pada sisi glutea pasien dan masukkan termometer ke dalam rectal jangan sampai berubah tempatnya dan ukur suhu
h. Setelah 3 – 5 menit angkat termometer
i. Catat hasil
j. Bersihkan termometer dengan kertas tisu
k. Cuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih, dan keringkan
l. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Pemeriksaan suhu aksila
a. Jelaskan prosedur pada klien
b. Cuci tangan
c. Gunakan sarung tangan
d. Atur posisi pasien
e. Tentukan letak aksila dan bersihkan daerah aksila dengan menggunakan tisu
f. Turunkan termometer di bawah suhu 34˚ – 35˚C
g. Letakkan termometer pada daerah aksila dan lengan pasien fleksi di atas dada
h. Setelah 3- 10 menit termometer diangkat dan dibaca hasilnya
i. Catat hasil
j. Bersihkan termometer dengan kertas tisu
k. Cuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih, dan keringkan
l. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

3. DENYUT NADI
Nilai denyut nadi merupakan indikator untuk menilai system kardiovaskular. Denyut nadi dapat diperiksa dengan mudah menggunakan jari tangan (palpasi) atau dapat juga dilakukan dengan alat elektronik yang sederhana maupun canggih. Pemeriksaan denyut nadi dapat dilakukan pada daerah arteri radialis pada pergelangan tangan, arteri brakhialis pada siku bagian dalam, arteri karotis pada leher, arteri temporalis, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis, dan pada arteri frontalis pada bayi.


Alat dan Bahan
a. Arloji (jam) atau stop-watch
b. Buku catatan nadi
c. Pena.

Prosedur Kerja
a. Jelaskan prosedur pada klien
b. Cuci tangan
c. Atur posisi pasien
d. Letakkan kedua lengan telentang di sisi tubuh
e. Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan di hitung)
f. Periksa denyut nadi (arteri) dengan menggunakan ujung jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis. Tentukan frekuensinya per-menit dan keteraturan irama, dan kekuatan denyutan

g. Catat hasil
h. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

4. PERNAPASAN
Nilai pemeriksaan pernapasan merupakan salah satu indicator untuk mengetahui fungsi system pernapasan yang terdiri dari mempertahankan pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam paru dan pengaturan keseimbangan asam basa.

Alat dan Bahan
d. Arloji (jam) atau stop-watch
e. Buku catatan nadi
f. Pena.

Prosedur Kerja
a. Jelaskan prosedur pada klien
b. Cuci tangan
c. Atur posisi pasien
d. Hitung frekuensi dan irama pernapasan
e. Catat hasil
f. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar