Senin, 18 April 2011

KDM I (PEngendalian infeksi)


PENGENDALIAN INFEKSI



Pengertian
      Infeksi adalah masuknya mikroorganisme ke jaringan tubuh dan mikroorganisme tersebut berproliferasi didalam tubuh.
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang diakibatkan dari pemberian pelayanan kesehatan atau terjadi pada fasilitas pelayanan kesehatan. Infeksi ini berhubungan dengan prosedur diagnostik atau terapetik dan sering termasuk memanjangnya waktu tinggal di rumah sakit, sehingga meninggalkan biaya perawatan kesehatan bagi klien dan tenaga pelayanan kesehatan. Sejalan dengan alat bantu untuk pengendalian infeksi ini, perawat harus mengingat bahwa mencuci tangan merupakan teknik yang paling penting dan mendasar dalam mencegah dan mengendalikan infeksi (CDC, 1988). Namun lama ideal untuk mencuci tangan tidak diketahui. Pusat Pengendalian Penyakit (Center Disease Control ) dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat mencatat bahwa waktu mencuci tangan sedikitnya 10 sampai 15 detik akan menghilangkan sebagian besar mikroorganisme transien dari kulit (Garner dan Favero, 1985)

Siklus atau rantai infeksi.
Ada 6 mata rantai dalam rantai infeksi :
1. Agent(mikroorganisme)
2. Tempat dimana organisme tinggal(reservoir)
3. Tempat keluarya mikroorganisme
4. Metode Transmisi
5. Tempat masuknya mikroorganisme
6. Kerentanan dengan penjamu.

Tanda-tanda infeksi
·        Bengkak
·        Bewarna kemerah2an
·        Nyeri(Dolor)
·        Panas(Calor)
·        Daya bergerak kurang(funcio laesa)

1.  Sumber Agen Infeksi
Ø Sumber agen infeksi dapat dibagi2 yaitu:
1) Bakteri endogenus Esceria coli bakteri yang berasal pasien itu sendiri.
2) Bakteri Eksogenus Salmonea typus bakteri yang berasal dari luar tubuh.

2. Tempat Keluar
Ø Jika reservoir adalah manusia,mikroorganisme mempunyai sejumlah pintu keluar tergantung dari reservoir.
Contoh:sal.pernafasan,sal.pencernaan,sal.perkemihan.

3. Rute penyebaran/transmisi
o   Kontak transmisi
Perpindahan organisme langsung dari orang ke lainnya atau setelah memrgang benda yang sudah terkontaminasi.
o   Transmisi Udara.

4. Pintu Masuk
·        Kulit adalah barier untuk agent:Bagaimanapun kulit yang rusak dapat segera sebagai tempat pintu masuknya mikroorganisme.
5. Penjamu
    Faktor-faktor yang menentukan ketahanan penjamu meliputi:
Ø Umur
Ø Kekebalan
Ø Penyakit yang melemahkan
Ø Status nutrisi
Ø Hereditas
Ø Proses penyakit sebelumnya
Ø Obat2an

Diagnosa Keperawatan Potensial:
·        Risiko tinggi terhadap infeksi:
v Usia bayi,dan lansia
v Sistem imun pada usia 2-6 bulan
v Hereditas
v Tingkat srees
v Status nutrisi
v Status imunisasi
v Therapi proses yang sedang dijalani.

Tahap infeksi
1.Masa inkubasi
         Mulai kuman masuk sampai dengan timbul gejala.
2.Msa Prodromal.
          Mulai timbulnya gejala umum sampai gejala spesifik muncul.
     3.Masa Akut
Gejala yang spesifik berkembang dan terlihat jelas pada porang yang terinfeksi dan seluruh tubuh.
4.Masa Konvalensi
     Mulai berkembangnya gejala sampai kembali pada keadaan semula           tergantung pada jenis penyakit dan kondisi individu.

Mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi
1. Pertahanan non spesifik
Contohnya : kulit
2. Barier anatomis dan fisiologis respon informasi yaitu :
a. respon vaskuler dan seluler
b. Produksi eksudat
c. Fase perbaikan




Sumber infeksi
1. Eksogenik
a. Manusia
·        Pasien lain : penderita infeksi/masa inkubasi/carrier
·        Petugas medik
·        Pengunjung (kadang-kadang)
b. Lingkungan (environment)
·        Cairan antiseptik/desinfektan
·        Makanan

2. Endogenik
a. Flora normal
b. Kulit, hidung
c. Mulut
d. Usus :
·        Basil coliform
·        Baasil gas gangrene
·        B.tetanus
·        Bacteroides
Sumber Infeksi
b. Tindakan pemasangan infus, pembedahan
c. Penyuntikan, pemasangan kateter urine dan lain-lain
d. Udara melalui AC
e. Makanan dan minuman dan sumber air mandi
f. Alat-alat RS
g. Serangga : kecoak, semut dan lain-lain
h. Flora normal pasien
i. Pengunjung RS
j. Pasien lain dan petugas RS.




Cara penularan
1. Infeksi silang
Yaitu dari pasien lain atau petugas kesehatan
2. Infeksi lingkungan
Yaitu reaservoir hidup atau benda mati
3. Auto-infeksi
Yaitu dari diri pasien sendiri
4. Kontak
Terkontaminasi

Peralatan

·        Bak cuci dengan keran air hangat mengalir
·        Sabun atau desinfektan dalam dispenser yang dioprasikan dengan kaki (atau sabun batangan)
·        Handuk kertas.

Langkah – Langkah
Rasional
1. Dorong ke atas jam tangan dan lengan baju seragam yang panjang di atas pergelangan tangan anda. Lepaskan perhiasan
Memberikan akses lengkap ke jari-jari, tangan dan pergelangan. Cincin meningkatkan jumlah mikroorganisme pada tangan
2. Pertahankan kuku jari anda pendek dan terkikir
Kebanyakan mikroba pada tangan berasal dari bawah kuku
3. Perhatikan permukaan tangan anda dan jari-jari terhadap adanya luka goresan atau terpotong pada kulit dan kutikula. Laporkan adanya lesi bila merawat klien dengan kerentanan tinggi
luka terbuka dapat menjadi sarang mikroorganisme. Lesi demikian dapat menjadi tempat keluar, meningkatkan pemajanan klien terhadap infeksi atau sebagai jalan masuk, meningkatkan risiko anda mendapat infeksi
4. Berdiri di depan bak cuci, jaga agar tangan dan seragam anda tidak menyentuh permukaan bak cuci (Jika tangan menyentuh  bak cuci selama mencuci  tangan, ulangi proses  mencuci tangan dari awal) Gunakan bak cuci dengan keran yang mudah terjangkau
Bagian dalam dari bak cuci merupakan area yang terkontaminasi
5. Alirkan air. Hidupkan keran yang dioprasikan dengan tangan, tutupi bagian atas keran dengan handuk kertas
Bila tangan menyentuh keran, tangan dianggap terkontaminasi
6. Hindarkan memercikan air ke seragam anda
Mikroorganisme menyebar dan bertumbuh dalam situasi lembab
7. Atur aliran air sehingga suhunya hangat
Air hangat lebih nyaman. Air panas membuka pori-pori kulit, menyebabkan iritasi
8. Basahi tangan dan lengan bawah secara menyeluruh di bawah air mengalir. Jaga agar tangan dan lengan bawah lebih rendah siku selama mencuci
Tangan merupakan bagian paling terkontaminasi yang harus dicuci. Air menglir dari keran yang paling bersih ke yang paling terkontaminasi
9. Oleskan 1 ml sabun cair biasa atau 3 ml sabun cair antiseptik pada tangan dan buat berbusa. Bila menggunakan sabun batangan, pegang dan gosok sampai berbusa. Dapat juga digunakan sabun berbentuk granula dan preparat liflet
Jumlah bakteri berkurang secara signifikan pada tangan bila menggunkan 3 sampai 5 ml sabun antimikrobial
10.    Cuci tangan menggunakan banyak bus dan gosokan selama 10 sampai 15 detik. Jalin jari-jari dan gosok telapak dan punggung tangan dengan gerakan memutar
Sabun membersihkan dengan mengelmusi lemak dan minyak dan menurunkan tegangan permukaan. Menjalin jari-jari dan ibu jari memastikan bahwa semua permukaan dibersihkan
11.    Bila area dibawah jari-jari kotor, bersihkan dengan kuku jari tangan yang laindan tambahkan sabun. Jaga agar kulit di bawah (disekitar) kuku anda tidak luka atau terpotong
Pengangkatan kotoran dan sedimen di bawah kuku dengan cara mekanik mengurangi mikroorganisme tangan
12.    Bils tangan dan pergelangan tangan secara menyeluruh, jaga agar tangan di bawah dan siku di atas
Dengan membilas secara mekanik membersihkan kotoran dan mikroorganisme
13.    Keringkan tangan secara menyeluruh, usap dari jari turun ke pergelangan tangan dan lengan bawah



 

PENGGANTIAN BALUTAN KERING


Balutan kering melindungi luka dengan drainase minimal terhadap kontaminasi mikroorganisme. Balutan dapat hanya berupa bantalan kasa yang tidak melekat ke jaringan luka dan menyebabkan iritasi yang sangat kecil, atau berupa bantalan telfa yang juga tidak melekat pada insisi atau lubang luka tetapi memungkinkan drainase melalui permukaan yang tidak melekat di bawah kasa lembut.

Tindakan ini memerlukan teknik steril.

Diagnosa Keperawatan
·        Kerusakan integritas kulit
·        Nyeri
·        Risiko tinggi terhadap infeksi

Peralatan

a. Set balutan steril atau bahan-bahan  sbb:
·        Sarung tangan steril
·        Set balutan (gunting dan forsep)
·        Balutan kasa dan bantalan kasa
·        Basin untuk larutan antiseptik atau larutan pembersih
·        Salep antiseptik (bila dipesankan)
b. Larutan pembersih yang diresepkan dokter
c. Larutan garam faal atau air
d. Sarung tangan sekali pakai
e. Plester, pengikat, atau balutan sesuai kebutuhan
f. Kantung tahan air untuk sampah
g. Balutan kasa ekstra dan Surgipad atau bantalan ABD
h. Selimut mandi




Langkah-langkah
Rasional
1. Jelaskan prosedur pada klien dengan menggambarkan langkah-langkah perawatan luka
Menghilangkan ansietas klien dan meningkatkan pemahaman proses penyembuhan
2. Susun semua peralatan yang diperlukan di meja tempat tidur (jangan membuka peralatan)
Mencegah timbulnya ketidaksterilan akibat kelalaian dan tak sengaja.
3. Ambil kantung sekali pakai dan buat lipatan di atasnya, letakkan kantung pada jangkauan area kerja anda
Mencegah kontaminasi tak disengaja pada bagian atas luar permukaan kantung. Jangan menyeberangi area steril untuk membuang balutan kotor.
4. Tutup ruangan atau tirai tempat tidur
Memberikan privasi
5. Bantu klien mencapai posisi yang nyaman, berikan selimut mandi,yang terpajan hanya area yang akan kita lakukan pengobatan. Instruksikan klien untuk tidak menyentuh area lua atau peralatan steril.
Gerakan tiba-tiba dari klien selama penggantian balutan dapat menyebabkan kontaminasi pada luka atau peralatan.
6. Cuci tangan secara menyeluruh
Menghilangkan mikroorganisme yang tinggal dipermukaan kulit dan mengurangi transmisi patogen pada jaringan yang terpajan
7. Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester, ikatan atau balutan
Sarung tangan mencegah transmisi organisme dari balutan kotor pada tangan anda
8. Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan menariknya dengan perlahan, sejajar pada kulit dan mengarah pada balutan. (Bila masih terdapat plester di kulit dapat dibersihkan dengan aseton)
Mengurangi tegangan pada jahitan atau tepi luk
9. Dengan sarung tangan atau forsep, angkat balutan, pertahankan permukaan kotor jauh dari penglihatan klien.
10.    Catatan : bila terdapat drain, angkat satu balutan setiap kali.
Penampilan drainase dapat mengganggu klien secara emosional. Pengangkatan balutan dengan hati-hati balutan mencegah penarikan tak disengaja pada drain.
11.    Bila balutan lengket pada luka, lepaskan dengan memberikan larutan steril atau air
Mencegah kerusakan permukaan epidermal
12.    Observasi karakter dan jumlah drainase pada balutan
Memberikan perkiraan hilangnya drainase dan pengkajian kondisi luka
13.    Buang balutan kotor pada kantung sampah, hindari kontaminasi permukaan luar kantung. Lepaskan sarung tangan dengan menarik bagian dalam keluar, buang di tempat yang tepat.
Prosedur mengurangi transmisi mikroorganisme untuk orang lan.
14.    Buka nampan balutan steril atau secara individual tertutup bahan steril. Tempatkan pada meja tempat tidur atau di samping klien. Balutan, gunting dan forsep harus tetap pada nampan steril atau dapat ditempatka pada penutup steril yang terbuka digunaka sebagai area steril. Buka botol atau bungkusan larutan antiseptik dan tuangkan ke dalam basin steril atau di atas kasa steril
Balutan steril dan perapatan tetap steril saat atau dalam permukaan steril. Persiapan semua bahan mencegah merusak teknik selama mengganti balutan
15.    Bila penutup atau kemasan kasa steril menjadi basah akibat larutan antisepti, ulangi persiapan bahan
Cairan bergerak melalui bahan dengan aksi kapiler. Mikroorganisme menjalar dari lingkungan tidak steril di atas meja menembus kemasan balutan.
16.    Kenakan sarung tangan steril
Memungkinkan anda memegang balutan steril, instrumen dan larutan tanpa menyebabkan kontaminasi
17.    Inspeksi luka, perhatikan kondisinya, letak drain, integritas jahitan atau penutupan kulit dan karakter drainase (Palpasi luka bila perlu dengan bagian tangan non-dominan yang tidak akan menyentuh bahan steril)
Menentukan status penyembuhan luka. (kontak dengan permukaan kulit atau drainase mengkontaminasi sarung tangan).
18.    Bersihkan luka dengan larutan antiseptik yang diresepkan atau dengan garam faal. Pegang kasa yang dibasahi dalam larutan dengan forsep. Gunakan kasa terpisah untuk setiap usapan membersihkan. Bersihkan dari area yang kurang terkontaminasi ke area terkontaminasi. Gerakan dalam tekanan progresif menjadi dari insisi atau tepi luka
Penggunaan forsep mencegah kontaminasi jari yang memakai sarung tangan. Arah tekanan pembersihan mencegah introduksi organisme ke dalam luka.
19.    Gunakan kasa baru untuk mengeringkan luka atau insisi. Usap dengan cara seperti no 17
Mengurangi kelembaban pada tempat luka, yang akhirnya dapat menjadi tempat pertumbuhan mikroorganisme
20.    Berikan salep antiseptik bila dipesankan, gunakan teknik seperti pada teknik pembersihan. Jangan dioleskan di atas tempat drainase.
Pengolesan yang diarahkan langsung pada balutan atau drainase dapat menghambat drainase.
21.    Pasang balutan steril kering pada insisi atau letak luka

22.    Pasang satu balutan setiap kali
Mencegah pemasangan balutan besar yang dapat mengganggu gerakan klien dan memastikan lukat seluruhnya tertutup.
23.    Pasang kasa jarang (4 x 4) atau Telfa sebagai lapisan kontak
Meningkatkan absorbsi tepat terhadap drainase
24.    Bila terpasang drain, ambil gunting dan potong kasa 4 x 4 kotak untuk dipaskan disekitarnya.
Balutan sekitar drain mengamankan letak drain dan mengabsorbsi drainase
25.    Pasang kasa lapisan kedua sebagai lapisan absorben
Melindungi luka dari masuknya mikroorganisme
26.    Pasang surgipad yang lebih tebal atau bantalan ABD (garis biru di tengah menandakan permukaan luar)

27.    Gunakan plester di atas balutan atau amankan dengan ikatan montgomery, balutan atau pengikat
Memberikan dukungan pada luka dan menjamin penutupan lengkap dengan pemajanan minimal pada mikroorganisme
28.    Lepaskan sarung tangan dan buang pada tempat yang telah disediakan
Mengurangi transmisi mikroorganisme
29.    Buang semua bahan dan bantu klien kembali pada posisi nyaman
Lingkungan yang bersih meningkatkan kenyamanan klien
30.    Cuci tangan
Mengurangi transmisi mikroorganisme
31.    Catat pada lembar kerja observasi luka, balutan dan drainase
Dokumentasi yang akurat dan tepat saat memberitahukan personel adanya perubahan pada kondisi luka dan status klien





Tidak ada komentar:

Posting Komentar