Senin, 18 April 2011

FARMAKOLOGI ( CAra Pemberian Obat)

PEMBERIAN OBAT SUPOSITORIAL/RECKTAL

A. PENGERTIAN
Pemberian obat dengan cara dimasukkan melalui anus



B. TUJUAN
Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter

C. KEBIJAKAN
Pasien yang memerlukan bantuan dalam memasukkan obat melalui anus











D. PERALATAN
1. Perlak dan pengalas
2. Obat sesuai program terapi








3. Gunting atau pisau
4. Hand schoen
5. Bengkok 1 buah
6. Tissue

E. PROSEDUR PELAKSANAAN

1) Tahap Pra Interaksi
• Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
• Mencuci tangan
• Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
2) Tahap Orientasi
• Memberikan salam dan menyapa nama pasien
• Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga
• Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
3) Tahap Kerja
• Mengatur posisi miring ke salah satu sisi, kaki sebelah atas ditekuk (posisi sim)
• Membentangkan perlak dibawah bokong pasien
• Membuka bungkus obat
• Memakai sarung tangan




• Membuka bokong pasien hingga anus terlihat

• Memasukkan obat perlahan-lahan, dorong hingga masuk
• Meminta pasien tidak menahan masuknya obat dan tidak mengejan (rileks), pastikan obat masuk
• Merapikan pasien

4) Tahap Terminasi
• Mengevaluasi hasil tindakan
• Berpamitan dengan pasien
• Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
• Mencuci tangan
• Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

PEMBERIAN OBAT MELALUI VAGINA
A. PENGERTIAN
Memberikan sejumlah obat kedalam vagina
B. TUJUAN
a. Mengobati injeksi pada vagina
b. Menghilangkan nyeri rasa terbakar dan tidak nyaman pada vagina klien
c. Mengurangi peradangan
C. PERSIAPAN ALAT
a. Obat sesuai yang diperlukan
b. Aplikator untuk krim vagina
c. Pelumas supositoria
d. Sarung tangan sekali pakai
e. Pembalut
f. Handuk bersih
g. Gorden atau sampiran
D. PROSEDUR PELAKSANAAN
a. Cek order pengobatan sesuai prinsip “6 benar”
b. Siapkan klien
c. Pakai sarung tangan
d. Inspeksi orifisium vagina ,catat adanya pengeluaran bau dll
e. Lakukan perawatan perineal
E. PEMBERIAN SUPOSITORIA
a. Buka pembungkus aluminium poli supositoria
b. Pasang sarung tangan dengan tangan non dominan
c. Regangkan lipatan labia
d. Masukkan supositoria sekitar 8-10 cm
e. Tarik jari tangan dan bersihkan pelumas yang tersisa
f. Minta klien untuk tetap pada posisi tersebut
g. Tawarkan pembalut perineal sebelum klien melakukan ambulasi
h. Lepaskan sarung tangan
i. Cuci tangan
j. Kaji respon klien
k. Dokumentasikan seluruh tindakan
F. PEMBERIAN KRIM PADA VAGINA
a. Isi aplikator
b. Regangkan lipatan labia secara perlahan dengan tangan non dominan bersarung tangan
c. Dengan tangan dominan tang telah memakai sarung tangan masukkan aplikator kedalam vagina 5 cm . Dorong penarik aplikator untuk mengeluarkan obat sehingga aplikator kosong
d. Tarik aplikator dan letakkan di atas handuk
e. Buang aplikator
f. Instruksikan klien untuk tetap berada pada posisi semula
g. Cuci tangan
h. Kaji respon klien
i. Dokumentasikan semua tindakan


PEMBERIAN OBAT SECARA PARENTERAL

I. INTRA VENA(IV)

A. PENGERTIAN
Pemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan langsung ke dalam pembuluh darah vena

B. TUJUAN
• Memperoleh reaksi obat yang lebih cepat dibandingkan dengan injeksi
• Parental lain
• Menghindari kerusakan lain

C. TEMPAT TUJUAN
• Lengan (vena basilika dan savilika)










• Tungkai (vena sofena)







• Leher (vena jugolaris)








• Kepala (vena frontalis / temporalis)








D. PERALATAN
1. Sarung tangan 1 pasang
2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan





3. Jarum 1 (steril)
4. Bak spuit 1
5. Kapas alcohol dalam kom (secukupnya)
6. Desinfektan (zalf atau cair)
7. Torniquet/manset








8. Perlak dan pengalas
9. Obat sesuai program terapi








10. Bengkok 1
11. Gergaji ampul (kalau perlu)
12. Plester luka (contoh: “Hansaplast” atau kasa dan plester)
13. Buku injeksi/daftar obat

E. PROSEDUR KERJA
 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
 Cuci tangan
 Siapkan pasien, bebaskan daerah yang akan dilakukan suntikan dengan cara membersihkandaerah injeksi dengan menyingsingkan lengan
 Ambil obat dalam tempatnya dengan spuit sesuai dengan tekanan/dosis yang akan diberikan.
* bila obat dalam bubuk maka larutkan dengan cairan pelarut (aquades steril)tempatkan obat yang sudah di ambil pada baki injeksi.








 Pasang pengalas dibawah vena yang akan di injeksi
 Lakukan pengikatan dengan torniket pada bagian atas daerah yang akan dilakukan pemberian obat atau minta bantuan untuk membendung vena di atas area yang akan dilakukan penusukan
 Desinfeksi dengan kapas alkohol
 Lakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap ke atas dengan memasukkan ke pembuluh darah lepaskan torniket dan langsung semprotkan obat hingga habis.
 Setelah selesai ambil spuit dengan menarik dan lakukan penekanan pada daerah penusukan dengan kapas alkohol , masukkan spuit yang telah di gunakan ke dalam bengkok.
 Cuci tangan
 Observasi reaksi klien
 Dokumentasikan

II. INTRA MOSCULAR(IM)

A. PENGERTIAN
Pemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan langsung ke dalam otot (muskulus) dengan menggunakan spuid
B. TUJUAN
Memasukkan jumlah obat pada jaringan otot untuk diabsorbsi

C. TEMPAT INJEKSI
• Area ventero gluteal








• Area vastus lateralis






• Area deltoid





• Area ruktus femoris

E. PERALATAN
• Sarung tangan 1 pasang
• Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan





• Jarum 1 (steril)
• Bak spuit 1
• Kapas alcohol dalam kom (secukupnya)
• Perlak dan pengalas
• Obat sesuai program terapi
• Bengkok 1
• Buku injeksi/daftar obat

F. PROSEDUR KERJA
• Cuci tangan
• Siapkan obat sesuai dengan prinsip “6 benar”
• Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
• Persiapkan alat
• Ambil alat dan masukan ke dalam spuit sesuai dengan dosis ,kemudian letakkan ke dalam bak injeksi
• Melarutkan obat
a. Masukkan cairan pelarut kedalam spuit
b. Masukkan larutan kedalam obat
c. Kocok (pastikan obat benar-benar larut)
d. Ambil dan beri obat yang sudah terlarut dengan spuit
e. Pastikan tidak ada udara dalam spuit
• Lihat lokasi penyuntikan  pasang pengalas





• Desinfeksi dengan kapas alkohol
• Larutan penyutikan

• Lakukan penusukan dengan jarum dengan posisi tegak lurus







• Setelah jarum masuk lakukan aspirasi spuit bila tidak ada darah semprotkan obat secara perlahan hingga habis
• Setelah selesai ambil spuit dan tekan daerah penyuntikan dengan kapas alkohol
• Spuit yang sudah digunakan dibuang kebengkok
• Cuci tangan
• Observasi respon klien
• Dokumentasikan

III. PEMBERIAN OBAT SUB CUTAN (SC)

A. PENGERTIAN
Pemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan langsung ke bawah kulit (sub cutan)

B. TUJUAN
Memasukkan sejumlah toksin atau obat pada jaringan subkutan dibawah kulit untuk di absorbsi

C. TEMPAT INJEKSI
• Lengan atas bagian luar
• Paha anterior
• Daerah abdomen





• Area skapula pada punggung atas
• Daerah ventrogluteal dan dorsogluteal bagian atas

D. PERALATAN
1. Sarung tangan 1 pasang
2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan





3. Jarum 1 (steril)
4. Bak spuit 1
5. Kapas alcohol dalam kom (secukupnya)
6. Perlak dan pengalas
7. Obat sesuai program terapi
8. Bengkok 1
9. Buku injeksi/daftar obat



E. PROSEDUR KERJA
• Cuci tangan
• Siapkan obat sesuai dengan prinsip “6 benar”
• Identifikasi klien
• Beritahu klien dan jelaskan prosedur yang akan diberikan
• Atur klien dengan posisi nyaman
• Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan
• Pakai sarung tangan
• Bersihkan area penusukan dengan kapas alkohol dengan gerakkan sirkuler
• Pegang kapas alkohol dengan jari tengah pada tangan nondominan
• Buka tutup jarum
• Tarik kulit dan jaringan lemak dengan ibu jari dan jari tangan dominan






• Ujung jarum menghadap ke atas dan menggunakan tangan dominan masukan jarum dengan sudut 45 – 90
• Lepaskan tarikan dengan tangan non dominan
• Tarik planger dan observasi adanya darah pada spuit
• Jika tidak ada darah masukkan obat perlahan
• Jika ada darah :
a. Tarik kembali jarum dari kulit
b. Tekan tempat penusukan selama 2 menit
c. Observasi adanya hematoma atau memar
d. Jka perlu berikan plester
• Cabut jarum dengan sudut yang sama ketika jarum dimasukkan
• Jika terjadi pendarahan tekan area tersebut dengan kasa steril
• Kembalikan posisi klien
• Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan ketempatnya masing-masing
• Buka sarung tangan
• Cuci tangan
• Dokumentasikan tindakan






IV. INTRA CUTAN (IC)

A. PENGERTIAN
Pemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan langsung ke dalam kulit (intra cutan)

B. TUJUAN
Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter

C. KEBIJAKAN
Pasien yang mendapatkan obat yang diberikan secara intra cutan (I.C)

D. ALAT DAN BAHAN
1. Sarung tangan 1 pasang
2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan






3. Jarum 1 (steril)
4. Bak spuit 1
5. Kapas alcohol dalam kom (secukupnya)
6. Perlak dan pengalas
7. Obat sesuai program terapi
8. Bengkok 1
9. Alat tulis/bolpoint
10. Buku injeksi/daftar obat

E. PROSEDUR KERJA
1) Tahap PraInteraksi
 Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
 Mencuci tangan
 Menyiapkan obat dengan benar
 Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
2) Tahap Orientasi
 Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
 Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

3) Tahap Kerja
 Mengatur posisi pasien sesuai tempat penyuntikan
 Memasang perlak dan alasnya
 Membebaskan daerah yang akan di injeksi
 Memakai hand schoon
 Membersihkan kulit tempat suntikan dengan kapas alcohol (melingkar dari arah dalam ke luar)
 Menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk meregangkan kulit
 Menusuk spuit dengan kemiringan 15-20o, jarum masuk kurang lebih 0,5 cm
 Memasukkan obat ke dalam kulit perlahan, pasyikan ada penonjolan





 Mencabut jarum dari tempat tusukan
 Memberi tanda lingkaran sekitar tusukan





 Membuang spuit ke dalam bengkok
B. Tahap Terminasi
 Melakukan evaluasi tindakan
 Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
 Berpamitan dengan klien
 Membereskan alat-alat
 Mencuci tangan
 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan






PEMBERIAN OBAT SECARA ORAL
A. Definisi
 Pemberian obat per oral adalah memberikan obat yang dimasukkan melalui mulut.

B. Tujuan Pemberian
• Untuk memudahkan dalam pemberian
• Proses reabsorbsi lebih lambat sehingga bila timbul efek samping dari obat tersebut dapat segera diatasi
• Menghindari pemberian obat yang menyebabkan nyeri
• Menghindari pemberian obat yang menyebabkan kerusakan kulit dan jaringan

C. Persiapan alat

a. Baki berisi obat
b. Kartu atau buku berisi rencana pengobatan
c. Pemotong obat (bila diperlukan)



d. Martil dan lumpang penggerus (bila diperlukan)





e. Gelas pengukur (bila diperlukan)
f. Gelas dan air minum
g. Sedotan
h. Sendok



i. Pipet
j. Spuit sesuai ukuran untuk mulut anak-anak





D. Prosedur kerja
1. Siapkan peralatan dan cuci tangan
2. Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral (menelan, mual, muntah, adanya program tahan makan atau minum, akan dilakukan pengisapan lambung dll)
3. Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat, waktu dan cara pemberian) periksa tanggal kedaluarsa obat, bila ada kerugian pada perintah pengobatan laporkan pada perawat/bidan yang berwenang atau dokter yang meminta.
4. Ambil obat sesuai yang diperlukan (baca perintah pengobatan dan ambil obat yang diperlukan)
5. Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat yang sesuai dengan dosis yang diperlukan tanpa mengkontaminasi obat (gunakan tehnik aseptik untuk menjaga kebersihan obat).

1) Tablet atau kapsul






a) Tuangkan tablet atau kapsul ke dalam mangkuk disposibel tanpa menyentuh obat.
b) Gunakan alat pemotong tablet bila diperlukan untuk membagi obat sesuai dengan dosis yang diperlukan.
c) Jika klien mengalami kesulitan menelan, gerus obat menjadi bubuk dengan menggunakan martil dan lumpang penggerus, kemudian campurkan dengan menggunakan air. Cek dengan bagian farmasi sebelum menggerus obat, karena beberapa obat tidak boleh digerus sebab dapat mempengaruhi daya kerjanya.


2) Obat dalam bentuk cair
a) Kocok /putar obat/dibolak balik agar bercampur dengan rata sebelum dituangkan, buang obat yang telah berubah warna atau menjadi lebih keruh.
b) Buka penutup botol dan letakkan menghadap keatas. Untuk menghindari kontaminasi pada tutup botol bagian dalam.
c) Pegang botol obat sehingga sisa labelnya berada pada telapak tangan, dan tuangkan obat kearah menjauhi label. Mencegah obat menjadi rusak akibat tumpahan cairan obat, sehingga label tidak bisa dibaca dengan tepat.
d) Tuang obat sejumlah yang diperlukan ke dalam mangkuk obat berskala.




e) Sebelum menutup botol tutup usap bagian tutup botol dengan menggunakan kertas tissue. Mencegah tutup botol sulit dibuka kembali akibat cairan obat yang mengering pada tutup botol.
f) Bila jumlah obat yang diberikan hanya sedikit, kurang dari 5 ml maka gunakan spuit steril untuk mengambilnya dari botol.
6. Berikan obat pada waktu dan cara yang benar.
a. Identifikasi klien dengan tepat.
b. Menjelaskan mengenai tujuan dan daya kerja obat dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien.
c. Atur pada posisi duduk, jika tidak memungkinkan berikan posisi lateral. Posisi ini membantu mempermudah untuk menelan dan mencegah aspirasi.
d. Beri klien air yang cukup untuk menelan obat, bila sulit menelan anjurkan klien meletakkan obat di lidah bagian belakang, kemudian anjurkan minum. Posisi ini membantu untuk menelan dan mencegah aspirasi.
e. Catat obat yang telah diberikan meliputi nama dan dosis obat, setiap keluhan, dan tanda tangan pelaksana. Jika obat tidak dapat masuk atau dimuntahkan, catat secara jelas alasannya.
f. Kembalikan peralatan yang dipakai dengan tepat dan benar, buang alat alat disposibel kemudian cuci tangan.
g. Lakukan evaluasi mengenai efek obat pada klien.



































Pemberian obat secara sublingual

A. Defenisi
Pemberian obat dengan cara meletekkannya dibawah lidah sampai habis di absorbsi ke dalam pembuluh darah

B. Tujuan
• Memperoleh efek lokal dan sistemik
• Memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat dibandingkan secara oral
• Menghindari kerusakan obat oleh hepar

C. Prosedur pelaksanaan
• Secara umum persiapan dan langkah-langkahnya sama dengan pemberian obat secara oral
• Hal yang perlu di perhatikan adalah klien perlu diberikan penjelasan untuk meletakkan obat dibawah lidah









• Obat tidak boleh ditelan dan biarkan berada dibawah lidah sampai habis di arsorbsi seluruhnya












INHALASI
A. Pengertian
Obat yang cara pemberiannya dengan cara disemprotka ke dalam mulut.

Kelebihan dari pemberian obat dengan cara inhalasi :
 Absorbsi terjadi scepat dengan homogen, kadar obat dapat terkontrol, terhindar dari efek lintas pertama dan dapat diberikan langsung kepada bronkus

B. Tujuan
• Mengobati peradangan saluran pernapasan bagian atas
• Menghilangkan sesak selaput lendir, saluran nafas bagian atas, sehingga lendir menjadi encer dan mudah dikeluarkan
• Menjaga selaput lendir dalam keadan lembab
• Melegakan pernapasan
• Mengurangi pembengkakan selaput lendir
• Mengendurkan otot dan menyembuhkan batuk

C. Prosedur pelaksanaan
• Sebelum menarik nafas, buanglah nafas seluruhnya sebanyak mungkin
• Ambil inhaler kemudian dikocok
• Peganglah inhaler sedemikian hingga mulut inhaler terletak dibagian bawah
• Tempatkan lah inhaler dengan jarak + 2 jari didepan mulut
• Bukalah mulut dan tariklah nafas pelan-pelan dan dengan bersamaan menekan inhaler
• Setelah obat masuk segera tahan nafas selama 10 detik
• Setelah itu jika masih dibutuhkan dapat mengulangi menghirup lagi seperti cara di atas sesuai aturan pakai yang diterapkan oleh dokter
• Setelah selesai bilas / kumur dengan air putih untuk mencegah efek samping yang mungkin terjadi











PEMBERIAN SECARA TOPIKAL
A. Definisi
Pemberian obat secara topikal adalah memberikan obat secara lokal pada kulit atau pada membrane pada area mata, hidung, lubang telinga, vagina dan rectum.
B. Tujuan
Tujuan dari pemberian obat topikal secara umum adalah untuk memperoleh reaksi lokal dari obat tersebut.
C. Macam – macam pemberian obat topikal
• Pemberian obat topikal pada kulit
 Pengertian
Pemberian obat secara topical adalah memberikan obat secara lokal pada kulit.
 Tujuan
Tujuan dari pemberian obat secara topical pada kulit adalah untuk memperoleh reaksi lokal dari obat tersebut
 Persiapan alat
1. Obat topical sesuai yang dipesankan (krim, lotion, aerosol, bubuk, spray)
2. Buku obat
3. Kassa kecil steril (sesuai kebutuhan)
4. Sarung tangan
5. Lidi kapas atau tongue spatel
6. Baskom dengan air hangat, waslap, handuk dan sabun basah
7. Kassa balutan, penutup plastic dan plester (sesuai kebutuhan)
 Prosedur kerja
1. Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat, daya kerja dan tempat pemberian.
2. Cuci tangan
3. Atur peralatan disamping tempat tidur klien

4. Tutup gorden atau pintu ruangan
5. Identifikasi klien secara tepat
6. Posisikan klien dengan tepat dan nyaman, pastikan hanya membuka area yang akan diberi obat
7. Inspeksi kondisi kulit. Cuci area yang sakit, lepaskan semua debris dan kerak pada kulit
8. Keringkan atau biarkan area kering oleh udara
9. Bila kulit terlalu kering dan mengeras, gunakan agen topikal
10. Gunakan sarung tangan bila ada indikasi
11. Oleskan agen topical :
a. Krim, salep dan losion yang mengandung minyak
 Letakkan satu sampai dengan dua sendok teh obat di
telapak tangan kemudian lunakkan dengan menggosok lembut diantara kedua tangan
 Usapkan merata diatas permukaan kulit, lakukan gerakan
memanjang searah pertumbuhan bulu.
 Jelaskan pada klien bahwa kulit dapat terasa berminyak setelah pemberian
b. Lotion mengandung suspensi
 Kocok wadah dengan kuat
 Oleskan sejumlah kecil lotion pada kassa balutan atau bantalan kecil
 Jelaskan pada klien bahwa area akan terasa dingin dan kering.
c. Bubuk
 Pastikan bahwa permukaan kulit kering secara menyeluruh
 Regangkan dengan baik lipatan bagian kulit seperti diantara ibu
jari atau bagian bawah lengan
 Bubuhkan secara tipis pada area yang bersangkutan


d. Spray aerosol
 Kocok wadah dengan keras
 Baca label untuk jarak yang dianjurkan untuk memegang spray menjauhi area (biasanya 15-30 cm)
 Bila leher atau bagian atas dada harus disemprot, minta klien untuk memalingkan wajah dari arah spray
 Semprotkan obat dengan cara merata pada bagian yang sakit
 Rapikan kembali peralatan yang masih dipakai, buang peralatan yang sudah tidak digunakan pada tempat yang sesuai.
 Cuci tangan
• Pemberian obat mata
 Pengertian
Pemberian obat melalui mata adalah memberi obat kedalam mata berupa cairan dan salep.







 Tujuan
1. Untuk mengobati gangguan pada mata
2. Untuk mendilatasi pupil pada pemeriksaan struktur internal mata
3. Untuk melemahkan otot lensa mata pada pengukuran refraksi mata
4. Untuk mencegah kekeringan pada mata



 Persiapan alat
1. Botol obat dengan penetes steril atau salep dalam tube (tergantung jenis sediaan obat)
2. Buku obat
3. Bola kapas kering steril (stuppers)
4. Bola kapas basah (normal salin) steril
5. Baskom cuci dengan air hangat
6. Penutup mata (bila perlu)
7. Sarung tangan
 Prosedur kerja
1. Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat, daya kerja dan tempat pemberian.
2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
3. Identifikasi klien secara tepat
4. Jelaskan prosedur pengobatan dengan tepat
5. Atur klien dengan posisi terlentang atau duduk dengan hiperektensi leher
6. Pakai sarung tangan
7. Dengan kapas basah steril, bersihkan kelopk mata dari dalam keluar
8. Minta klien untuk melihat ke langit – langit
9. Teteskan obat tetes mata :








a. Dengan tangan dominan anda di dahi klien, pegang penetes mata yang terisi obat kurang lebih 1-2 cm (0,5 – 0,75 inci) diatas sacus konjungtiva. Sementara jari tangan non dominan menarik kelopak mata kebawah.
b. Teteskan sejumlah obat yang diresepkan kedalam sacus konjungtiva. Sacus konjungtiva normal menahan 1-2 tetes. Meneteskan obat tetes ke dalam sacus memberikan penyebaran obat yang merata di seluruh mata.
c. Bila klien berkedip atau menutup mata atau bila tetesan jatuh ke pinggir luar kelopak mata, ulangi prosedur
d. Setelah meneteskan obat tetes, minta klien untuk menutup mata dengan perlahan
e. Berikan tekanan yang lembut pada duktus nasolakrimal klien selama 30-60 detik
10. Memasukkan salep mata :
a. Pegang aplikator salep diatas pinggir kelopak mata, pencet tube sehingga memberikan aliran tipis sepanjang tepi dalam kelopak mata bawah pada konjungtiva.
b. Minta klien untuk melihat kebawah
c. Membuka kelopak mata atas
d. Berikan aliran tipis sepanjang kelopak mata atas pada konjungtiva bagian dalam
e. Biarkan klien memejamkan mata dan menggosok kelopak mata secara perlahan dengan gerakan sirkuler menggunakan bola kapas.





11. Bila terdapat kelebihan obat pada kelopak mata, dengan perlahan usap dari bagian dalam ke luar kantus
12. Bila klien mempunyai penutup mata, pasang penutup mata yang bersih diatas pada mata yang sakit sehingga seluruh mata terlindungi. Plester dengan aman tanpa memberikan penekanan pada mata.
13. Lepaskan sarung tangan, cuci tangan dan buang peralatan yang sudah dipakai
14. Catat obat, konsentrasi, jumlah tetesan, waktu pemberian dan mata (kiri, kanan atau kedua duanya) yang menerima obat.

• Pemberian obat tetes telinga
1. Pengertian
Memberikan obat pada telinga melalui kanal eksternal, dalam bentuk cair.
2. Tujuan
a. Untuk memberikan effek terapi lokal (mengurangi peradangan, membunuh organisme penyebab infeksi pada kanal telinga eksternal)
b. Menghilangkan nyeri
c. Untuk melunakkan serumen agar mudah untuk diambil







3. Persiapan alat
a. Botol obat dengan penetes steril
b. Buku obat
c. Cotton bud
d. Normal salin
e. Sarung tangan


4. Prosedur kerja
a. Cek kembali pengobatan, waktu, jumlah dan dosis serta pada telinga bagian mana obat harus diberikan.
b. Siapkan klien
 Identifikasi klien dengan tepat dan tanyakan namanya
 Sediakan asisten bila diperlukan, untuk mencegah cidera pada bayi dan anak kecil
 Atur posisi klien miring kesamping (side lying) dengan telinga yang akan diobati pada bagian atas.
c. Bersihkan daun telinga dan lubang telinga
 Gunakan sarung tangan bila dicurigai ada infeksi
 Dengan menggunakan cotton bud yang dibasahi cairan, bersihkan daun telinga dan meatus auditory
d. Hangatkan obat dengan tangan anda atau rendam obat ke dalam air hangat dalam waktu yang singkat
e. Tarik daun telinga keatas dan kebelakang (untuk dewasa dan anak-anak diatas 3 tahun), tarik daun telinga kebawah dan kebelakang (bayi)
f. Masukkan sejumlah tetes obat yang tepat sepanjang sisi kanal telinga
g. Berikan penekanan yang lembut beberapa kali pada tragus telinga
h. Minta klien untuk tetap berada pada posisi miring selama 5 menit.
i. Kaji respon klien
Kaji pada karakter dan jumlah pengeluaran, adanya ketidaknyamanan dan lain sebagainya. Lakukan segera setelah obat dimasukkan dan ulangi pada saat efek obat telah bekerja.
j. Rapikan alat dan buang peralatan yang sudah tidak dipakai
k. Dokumentasikan semua tindakan



• Pemberian obat tetes hidung
 Pengertian
Memberikan obat tetes melalui hidung








 Tujuan
1. Untuk mengencerkan sekresi dan memfasilitasi drainase dari hidung
2. Mengobati infeksi dari rongga hidung dan sinus
 Persiapan alat
1. Botol obat dengan penetes steril
2. Buku obat
3. Sarung tangan
4. Prosedur kerja
a. Cek kembali pengobatan, waktu, jumlah dan dosis serta pada telinga bagian mana obat harus diberikan.
b. Siapkan klien
c. Identifikasi klien dengan tepat dan tanyakan namanya
d. Sediakan asisten bila diperlukan, untuk mencegah cidera pada bayi dan anak kecil
e. Atur posisi klien berbaring supinasi dengan kepala hiperekstensi diatas bantal (untuk pengobatan sinus ethmoid dan sphenoid) atau posisi supinasi dengan kepala hiperektensi dan miring kesamping (untuk pengobatan sinus maksilaris dan frontal)
f. Bersihkan lubang hidung
g. Gunakan sarung tangan bila dicurigai ada infeksi
h. Masukkan sejumlah tetes obat yang tepat pada bagian tengah konka superior tulang etmoidalis
i. Minta klien untuk tetap berada pada posisi ini selama 1 menit
j. Kaji respon klien
Kaji pada karakter dan jumlah pengeluaran, adanya ketidaknyamanan dan lain sebagainya. Lakukan segera setelah obat dimasukkan dan ulangi pada saat efek obat telah bekerja.
k. Rapikan alat dan buang peralatan yang sudah tidak dipakai
l. Dokumentasikan semua tindakan
• Pemberian obat melalui vagina
 Pengertian
Memberikan sejumlah obat ke dalam vagina
 Tujuan
1. Untuk mengobati infeksi pada vagina
2. Untuk menghilangkan nyeri, rasa terbakar dan ketidaknyamanan pada vagina
3. Untuk mengurangi peradangan
4. Persiapan alat
a. Obat sesuai yang diperlukan (cream, jelly, foam, atau suppositoria
b. Aplikator untuk krim vagina
c. Pelumas untuk suppositoria
d. Sarung tangan
e. Pembalut
f. Handuk bersih
g. Korden/pembatas/sketsel
5. Prosedur kerja
a. Cek kembali order pengobatan, mengenai jenis pengobatan, waktu, jumlah dan dosis
b. Siapkan klien
 Identifikasikan klien dengan tepat dan tanyakan namanya
 Jaga privasi, dan mintalah klien untuk berkemih terlebih dahulu
 Atur posisi klien berbaring supinasi dengan kaki fleksi dan pinggul supinasi eksternal
 Tutup dengan selimut mandi dan ekspose hanya pada area perineal saja.
 Pakai sarung tangan
 Inspeksi orifisium vagina, catat adanya pengeluaran, bau atau rasa yang tidak nyaman
 Lakukan tindakan perawatan perineum
 Suppositoria
1. Buka bungkus alumunium foil supositoria dan oleskan sejumlah pelumas yang larut dalam air pada ujung supositoria yang bulat dan halus. Lumaskan jari telunjuk yang telah dipasang sarung tangan dari tangan dominan.
2. Dengan tangan non dominan yang sudah terpasang sarung tangan, regangkan lipatan labia.
3. Masukkan suppositoria sekitar 8-10 cm sepanjang dinding vagina posterior.
4. Tarik jari tangan dan bersihkan pelumas yang tersisa sekitar orifisium dan labia
5. Mintalah klien untuk tetap berada pada posisi tersebut selama 5-10 menit setelah insersi.
6. Lepaskan sarung tangan dan buang ke tempat yang sesuai
7. Cuci tangan
8. Kaji respon klien
9. Dokumentasikan seluruh tindakan
 Kream, vagina, jelly atau foam
1. Isi aplikator, ikuti petunjuk yang tertera pada kemasan
2. Regangkan lipatan labia secara perlahan dengan tangan non dominan yang memakai sarung tangan
3. Dengan tangan dominan yang telah memakai sarung tangan, masukkan aplikatot ke dalam vagina sekitar 5 cm. Dorong penarik aplikator untuk mengeluarkan obat hingga aplikator kosong.
4. Tarik aplikator dan letakkan diatas handuk. Bersihkan sisa kream pada labia dan orifisium vagina.
5. Buang aplikator atau bersihkan kembali sesuai dengan petunjuk penggunaan dari pabriknya.
6. Instruksikan klien untuk tetap berada pada posisi semula selama 5-10 menit
7. Lepaskan sarung tangan, buang ditempat semestinya
8. Cuci tangan
9. Kaji respon klien
10. Dokumentasikan semua tindakan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar