Selasa, 19 April 2011

KDM II (PENGGANTIAN ALAT TENUN, DENGAN SISTEM TERBUKA DAN TERTUTUP)

PENGGANTIAN ALAT TENUN,
DENGAN SISTEM TERBUKA DAN TERTUTUP


A. MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR TERTUTUP
Mengganti alat tenun pada tempat tidur tertutup
1. Pengertian
Yaitu penggantian alat tenun pada tempat tidur tanpa memindahkan pasien
2. Tujuannya
a. Memberikan perasaan senang pada pasien
b. Mencegah terjadinya decubitus
c. Memelihara kebersihan dan kerapian
3. Dilakukan pada tempat, dimana pasiennya harus istirahat secara mutlak (total bedrest), pasien sakit keras/pasien tak sadar, dan lain-lain.
4. Cara kerja dan persiapan alat
Persiapan alat :
a. Alat-alat tenun bersih yang dibituhkan dan disusun menurut pemakaiannya
b. Kursi/bangku
c. Tempat tidur
d. Talk
e. Ember berisi larutan desinfektan
f. Lap kerja 2 helai (basah dan kering)
5. Persiapan pasien
a. Alat-alat dibawa ketempat pasien
b. Selimut dan bantal yang tidak perlu kita angkat lalu ditaruh diatas kursi
• Pasien dimiringkan pada salah satu sisi tempat tidur (bila perlu diganjal bantal supaya tak jatuh)
• Lakukan segera perasat ini pada bagian tempat tidur yang kosong
• Lepasakan alat-alat tenun yang kotor dari bawah kasur, lalu digulung satu persatu sampai dibawah punggung pasien, yaitu :
 Sprei kecil digulung ketengah tempat tidur sejauh mungkin
 Peralak dibersihkan dengan lap larutan desinfektan dikeringkan
 Sprei besar digulung ketengah sejauh mungkin
• Alas tempat tidur dan kasur dibersihkan dengan lap lembab larutan desinfektan lalu dengan lap kering
• Sprei besar digulung setengah bagian, gulungannya terletak dibawah punggung pasien, setengah bagian lagi diratakan dan dipasangkan pada kasur
• Peralak yang digulung tadi diratakan kembali dan diberi talk
• Sprei kecil digulung sebagian dan diletakkan dibawah punggung pasien. Sebagian lagi diratakan diatas peralak lalu dimasukkan bersama-sama kebawah kasur
• Setelah selesai dan rapi pasien dimiringkan kebagian yang bersih dengan bantalnya
• Lepaskan alat-alat tenun yang kotor dari bawah kasur
• Sprei kecil diangkat dan dimasukkan ketempat alat tenun yang kotor
• Peralak dibersihkan dan digulung ketengah
• Sprei besaar yang kotor diangkat dan dimasukkan ketempatnya
• Alas tempat tidur dan kasur dibersihkan seperti tadi
• Sprei besar dibuka dari gulungannya, diraatakan dan dipasang pada kasur
• Sarung bantal dan guling yang kotor ditanggalkan, letakkan ditempatnya dan bantal guling diratakan sisiny, sarung yang bersih dipasang
• Selimut yang kotor diganti dan yang bersih dipasang
• Boven laken yang diganti dan yang bersih dipaasang
• Alat-alat dibersihkan, dikembalikan ketempat masing-masing
6. Perhatian
a. Selama melakukan perasat, perhatikan keadaan umum pasien
b. Mengerjakan perasat harus cepat dan rapi
c. Alat-alat yang sudah dipakai pasien yang berpenyakit menular, direndam larutan desinfektan selama 24 jam pada tempat khusus.




B. MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR TERBUKA
1. Pengertian
Yaitu penggantian alat tenun pada tempat tidur yang tidak ada pasien
2. Tujuannya
• Memberikan rasa senang pada pasien
• Memelihara kebersihan dan kerapian
3. Persiapan alat
• Tempat tidur, kasur dan bantal-bantal
• Sprei kecil/stik laken
• Sarung bantal dan guling
• Peralak
• Selimut
• Boven laken
• Talk
4. Cara kerja
a. Alas kasur dipasang
b. Sprei besar dipasang
Garis tengah lipatan sprei harus tepat ditengah-tengah kasur, bagian atas sprei dimasukkan rata dibawah kasur sedalam ± 30cm, demikian juga sprei pada bagian kaki setelah ditarik setegang mungkin. Pada ujung sisi-sisi kasaur dibuat sudut segitiga (90˚) lalu seluruh tepi sprei besar dimasukkan kebawah kasur dengan rapi dan tegang. Demikian juga sisi yang satu lagi.
c. Peralak dipasang ± 30cm dari sisi tempat tidur, bagian kepala diberi talk tipis-tipis dan rata
d. Sprei kecil dipasang rata diatas peralak, sisi-sisinya dimasukkan bersama-sama peralak kebawah kasur setegang mungkin
e. Boven laken yang dilipat melebar dan tak dipasang terbalik
f. Selimut dilipat 4 secara terbalik, dipasang pada kasur bagian kaki, bagian atas yang terbalik dimasukkan kebawah kasur lebih 10cm. Pada ujung sisi-sisinya dimasukkan kebawah kasur bersamaan dengan boven laken. Kemudian pada sisi kaki dibuat sudut 90˚
g. Bantal dipasangkan sarungnya, sudut-sudut bantal dimasukkan benar-benar kedalam sudut-sudut sarungnyaa. Letakkan pada tempat tidur bagian kepala dan bagian sarung bantal yang terbuka jangan menghadap kearah pintu masuk
h. Pasang boven laken untuk menutup tempat tidur agar tidak berdebu.

Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Kaji data fokus
a. Data objektif
b. Data subjektif
Contoh :
Data Objektif - Alat tenun tampak kotor
- Alat tenun tampak tidak rapi
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak menggaruk
Data Subjektif - Klien mengatakan merasa tidak nyaman
- Klien mengatakan merasa gatal
- Klien mengatakan alat tenun kotor

2. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan alat tenun yang kotor
b. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan alat tenun tidak bersih.
3. Intervensi
a. Kaji kebutuhan klien
Tujuan :
- Memberi rasa nyaman pada pasien
- Mencegah terjadinya dekubitus pada pasien
b. Kaji persiapan alat dengan lengkap
c. Lakukan prosedur ganti alat tenun.
4. Implementasi
a. Mengkaji kebutuhan pasien
b. Mengkaji persiapan alat
c. Ganti alat tenun tertutup
d. Evaluasi tindakan yang dilaksanakan.
5. Evaluasi
D/O :
- Klien tampak tenang
- Klien tampak nyaman
- Tempat tidur klien tampak bersih
D/S : - Klien mengatakan sudah nyaman
- Klien merasakan tidak merasa gatal lagi

S :
D :
A :
P : Klien mengatakan sudah nyaman
Klien tampak nyaman dan tenang
Masalah ketidaknyamanan teratasi
Intervensi terselesaikan

Dokumentasi : Kenyamanan klien

KDM II ( TTV)

PEMERIKSAAN TANDA–TANDA VITAL

Pemeriksaan tanda vital yang dilaksanakan oleh perawat digunakan untuk memantau perkembangan pasien. Pelaksanaan pemeriksaan tanda vital pada semua klien berbeda satu dengan yang lain. Prosedur pemeriksaan tanda vital yang dilakukan pada pasien meliputi pengukuran suhu, pemeriksaan denyut nadi, pemeriksaan pernapasan, dan pengukuran tekanan darah.

1. TEKANAN DARAH
Pemeriksaan tekanan darah dapat diukur dengan dua metode sebagai berikut :
a. Metode Langsung
Yaitu metode yang menggunakan kanula atau jarum yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah yang dihubungkan dengan manometer.
Metode ini merupakan cara yang paling tepat untuk menentukan tekanan darah, tetapi memerlukan persyaratan dan keahlian khusus.
b. Metode Tak Langsung
Yaitu metode yang menggunakan sfigmomanometer. Pengukuran tak langsung ini menggunakan dua cara yaitu :
• Palpasi (yang mengukur tekanan sistolik)
• Auskultasi (yang dapat mengukur tekanan sistolik dan diastolic dan cara ini memerlukan alat stetoskop).

Alat dan Bahan
a. Sfigmomanometer (tensimeter) yang terdiri dari :
• Manometer air raksa + klep penutup dan pembuka
• Manset udara
• Slang karet
• Pompa udara dari karet + sekrup pembuka dan penutup
b. Stetoskop
c. Buku catatan tanda vital
d. Pena.

Prosedur kerja
Cara palpasi
a. Jelaskan prosedur pada klien
b. Cuci tangan
c. Atur posisi pasien
d. Letakkan lengan yang hendak diukur pada posisi telentang
e. Lengan baju di buka
f. Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3 cm di atas fossa cubiti (jangan terlalu ketat maupun terlalu longgar)
g. Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra/sinistra
h. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba
i. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mm Hg lebih tinggi dari titik radialis tidak teraba
j. Letakkan diafragma stetoskop di atas nadi brakhialis dan kempeskan balon udara manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan memutar sekrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam.
k. Catat mm Hg manometer saat pertama kali denyut nadi teraba kembali. Nilai ini menunjukkan tekanan sistolik secara palpasi
l. Catat hasil
m. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Cara Auskultasi
a. Jelaskan prosedur pada klien
b. Cuci tangan
c. Atur posisi pasien
d. Letakkan lengan yang hendak diukur dalam posisi telentang
e. Buka lengan baju
f. Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3 cm di atas fossa cubiti (jangan terlalu ketat maupun terlalu longgar)
g. Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra/sinistra
h. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba
i. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mm Hg dari titik radialis tidak teraba
j. Letakkan diafragma stetoskop di atas arteri brakhialis dan dengarkan
k. Kempeskan baalon udara manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan memutar sekrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam
l. Catat tinggi air raksa manometer saat pertama kali terdengar kembali denyut
m. Catat tinggi air raksa pada manometer:
• Suara Korotkoff I : menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara auskultasi
• Suara Korotkoff IV/V : menunjukkan besarnya tekanan diastolic secara auskultasi
n. Catat hasilnya pada catatan pasien
o. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

2. SUHU
Nilai hasil pemeriksaan suhu merupakan indikator untuk menilai keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas. Nilai ini akan menunjukkan peningkatan bila pengeluaran panas meningkat. Kondisi demikian dapat juga disebabkan oleh vasodilatasi, berkeringat, hiperventilasi dan lain-lain. Demikian sebaliknya, bila pembentukan panas meningkat maka nilai suhu tubuh akan menurun. Kondisi ini dapat dilihat pada peningkatan metabolisme dan kontraksi otot. Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan secara oral, rektal, dan aksila.


Alat dan Bahan
a. Termometer
b. Tiga buah botol
• Botol pertama berisi larutan sabun
• Botol kedua berisi larutan desinfektan
• Botol ketiga berisi air bersih
c. Bengkok
d. Kertas/tisu
e. Vaselin
f. Buku catatan suhu
g. Sarung tangan.

Prosedur Kerja
Pemeriksaan suhu oral
a. Jelaskan prosedur pada klien
b. Cuci tangan
c. Gunakan sarung tangan
d. Atur posisi pasien
e. Tentukan letak bawah lidah
f. Turunkan suhu termometer di bawah 34˚ – 35˚C
g. Letakkan termometer di bawah lidah sejajar dengan gusi
h. Anjurkan mulut dikatupkan selama 3 – 5 menit

i. Angkat termometer dan baca hasilnya
j. Catat hasil
k. Bersihkan termometer dengan kertas tisu
l. Cuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih, dan keringkan
m. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Pemeriksaan suhu rektal
a. Jelaskan prosedur pada klien
b. Cuci tangan
c. Gunakan sarung tangan
d. Atur posisi pasien dengan posisi miring
e. Pakaian diturunkan sampai di bawah glutea
f. Tentukan termometer dan atur pada nilai nol lalu oleskan vaselin.
g. Letakkan telapak tangan pada sisi glutea pasien dan masukkan termometer ke dalam rectal jangan sampai berubah tempatnya dan ukur suhu
h. Setelah 3 – 5 menit angkat termometer
i. Catat hasil
j. Bersihkan termometer dengan kertas tisu
k. Cuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih, dan keringkan
l. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Pemeriksaan suhu aksila
a. Jelaskan prosedur pada klien
b. Cuci tangan
c. Gunakan sarung tangan
d. Atur posisi pasien
e. Tentukan letak aksila dan bersihkan daerah aksila dengan menggunakan tisu
f. Turunkan termometer di bawah suhu 34˚ – 35˚C
g. Letakkan termometer pada daerah aksila dan lengan pasien fleksi di atas dada
h. Setelah 3- 10 menit termometer diangkat dan dibaca hasilnya
i. Catat hasil
j. Bersihkan termometer dengan kertas tisu
k. Cuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih, dan keringkan
l. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

3. DENYUT NADI
Nilai denyut nadi merupakan indikator untuk menilai system kardiovaskular. Denyut nadi dapat diperiksa dengan mudah menggunakan jari tangan (palpasi) atau dapat juga dilakukan dengan alat elektronik yang sederhana maupun canggih. Pemeriksaan denyut nadi dapat dilakukan pada daerah arteri radialis pada pergelangan tangan, arteri brakhialis pada siku bagian dalam, arteri karotis pada leher, arteri temporalis, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis, dan pada arteri frontalis pada bayi.


Alat dan Bahan
a. Arloji (jam) atau stop-watch
b. Buku catatan nadi
c. Pena.

Prosedur Kerja
a. Jelaskan prosedur pada klien
b. Cuci tangan
c. Atur posisi pasien
d. Letakkan kedua lengan telentang di sisi tubuh
e. Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan di hitung)
f. Periksa denyut nadi (arteri) dengan menggunakan ujung jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis. Tentukan frekuensinya per-menit dan keteraturan irama, dan kekuatan denyutan

g. Catat hasil
h. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

4. PERNAPASAN
Nilai pemeriksaan pernapasan merupakan salah satu indicator untuk mengetahui fungsi system pernapasan yang terdiri dari mempertahankan pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam paru dan pengaturan keseimbangan asam basa.

Alat dan Bahan
d. Arloji (jam) atau stop-watch
e. Buku catatan nadi
f. Pena.

Prosedur Kerja
a. Jelaskan prosedur pada klien
b. Cuci tangan
c. Atur posisi pasien
d. Hitung frekuensi dan irama pernapasan
e. Catat hasil
f. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

KDM II (MEncuci TAngan)

MENCUCI TANGAN

• Pengertian
Mencuci tangan adalah prosedur awal dan penutup yang dilakukan oleh perawat dalam memberika asuhan keperawatan pada klien.

• Tujuan
 Mencegah terjadinya infeksi silang
 Menghilangkan / mengurangi mikroorganisme pathogen yang ada pada kulit
• Persiapan Alat
1. Air mengalir
2. Handuk
3. Sabun
4. Sikat
5. Larutan desinfektan (savlon,dll)

• Cara Kerja
1) Lepaskan semua aksesori ditangan
2) Basahi jari tangan,leangan bawah sehingga siku dengan air ,kemudin lakukan penyabunan dan disikat bila perlu
3) Setelah disabun bilas dengan air bersih yang mengalir
4) Keringkan dengan handuk/lap kering yang bersih

MENCUCI TANGAN STERIL

• Cara keja
1. Lepaskan semua aksesori ditangan
2. Basahi jari tangan,lengan hingga siku dengan air
3. Alirkan sabun 2-5 ml ketangan dan gosokkan tanga serta lengan sampai 5 cm diatas siku
4. Sikat ujung jari,jari tangan ,lengan ,dan siku tangan lebih kurang 10 kali gosokan hingga siku
5. Bilas dengan air bersih mengslir
6. Setelah selesai tangan dibilas, tangan diarahkan keatas
7. Gunakan sarung tangan steril.

MENGGUNAKAN SARUNG TANGAN (HANDSKOEN)

 Tujuan
Mencegah terjadinya penukaran kuman

 Persiapan Alat
 Sarrung tangan steril untuk tindakan steril
 Sarung tangan tidak steril untuk tindakan tidak steril
 Bedak untuk ditaburkan ketangan

KDM II (MEMINDAHKAN PASIEN KE KURSI RODA)


MEMINDAHKAN PASIEN KE KURSI RODA
A. Pengertian
Suatu kegiatan yang dilakuan pada klien dengan kelemahan kemampuan fungsional untuk berpindah dari tempat tidur ke kursi roda.
B. Tujuan:
1. Melatih otot skelet untuk mencegah kontraktur atau sindro disuse
2. Memberikan kenyamanan
3. Mempertahankan kontrol diri pasien
4. Memungkinkan pasien untuk bersosialisasi
5. Memudahkan perawat yang akan mengganti seprei (pada klien yang toleransi dengan kegiatan ini)
6. Memberikan aktifitas pertama (latihan pertama) pada klien yang tirah baring
7. Memindahkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik.
Persipan alat yaitu : kursi roda
C. Langkah:
1.  Cuci tangan
2.Ucapkan salam kepada pasien
3.Jelaskan tindakan yang akan dilakukan pada klien
4.Kaji kondisi klien
5.      Bantu klien ke posisi duduk di tepi tempat tidur. Buat posisi kursi pada sudut 45  derajat terhadap tempat tidur. Jika menggunakan kursi roda, yakinkan bahwa kurisi ini dalam posisi terkunci
6. Pasang sabuk pemindahan pila perlu, sesuai kebijakan lembaga
7. Yakinkan bahwa klien menggunakan sepatu yang satabil dan anti slip
8. Regangkan kedua kaki anda
9. Fleksikan panggul dan lutut anda, sejajarkan lutut anda dengan klien
10.    Pegang sabuk pemindahan dari bawah atau gapai melalui aksila klien dan tempatkan tangan pada skapula klien
11.      Angkat klien sampai berdiri pada hitungan 3 sambil meluruskan panggul andan dan kaki, pertahankan lutut agak fleksi
12.    Pertahankan stabilitas kaki yang lemah atau sejajarkan dengan lutut anda
13.    Berporos pada kaki yang lebih jauh dari kursi, pindahkan klien secara langsung ke depan kursi
14.    Instruksikan klien untuk menggunakan penyangga tangan pada kursi untuk menyokong
15.    Fleksikan panggul anda dan lutut saat menurunkan klien ke kursi roda
16.    Kaji klien untuk kesejajarn yang tepat untuk posisi duduk
17.     Posisikan klien pada posisi yang dipilih
18.    Observasi klien untuk menentukan respon terhadap pemindahan.Observasi terhadap kesejajaran tubuh yang tepat dan adanya titik tekan.
19.    Tutup salam sebelum meninggalkan klien setelah selesai melakukan tindakan
20.  Cuci tangan
21.    Catat prosedur dalam catatan keperawatan klien.
          


KDM II ( MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE BRANKAR)

MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE BRANKAR

MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE BRANKAR.

A. PERSIAPAN
1. Persiapan Alat . Brankar dan handscun atau sarung tangan (jika perlu).
2. Persiapan Pasien .
Pasien berada di tempat tidur. Jelaskan prosedur kepada pasien.
3. Persiapan Tempat .
Atur posisi tempat tidur pada posisi datar dari bagian kepala sampai kaki, kunci semua roda bed
Letakkan berangkar secara parallel di samping tempat tidur, kunci semua roda berangkar.


B. PELAKSANAAN

1. Naikkan posisi tempat tidur sampai lebih tinggi dari brangkar
2. Posisikan pasien di tepi tempat tidur, tutupi dengan selimut untuk kenyamanan dan prevacy
3. Minta pasien untuk memfleksikan leher jika memungkinkan dan meletakkan kedua tangan menyilang di atas dada
4. Lakukan persiapan untuk mengangkat pasien. Perawat pertama meletakkan kedua tangan di bawah bagian dada dan leher, perawat kedua di bawah pinggul, dan perawat ke tiga di bawah kaki pasien
5. Condongkan tubuh ke depan, fleksikan pinggul, lutut dan pergelangan kaki. Perawat pertama memberikan intruksi kemudian angkat pasien secara bersama-sama dari tempat tidur dan pindahkan ke brankar
6. Buat pasien merasa nyaman dan angkatpagar berangkar atau kencangkan sabuk pengaman melintang di atas tubuh pasien.

KDM II


MEMINDAHKAN KLIEN OLEH DUA/TIGA PERAWAT

          Pada tindakan ini pemindahan klien dilakukan oleh dua sampai tiga orang perawat. Pemindahan ini dapat dari tempat tidur ke brankar atau dari satu tempat tidur ke tempat tidur lain.

v  Tujuan
Memindahkan klien dari ruangan lain untuk tujuan tertentu seperti pemeriksaan diagnostic,pindah ruangan dll.
                   
v  Persiapan Alat
1.      Brankar atau tempat tidur
2.      Bantal bila perlu.

v  Cara Kerja
a)      Cuci tangan
b)      Ucapkan salam kepada klien
c)      Jelaskan tindakan yang akan dilakukan pada klien
d)     Kaji kondisi klien
e)      Dua atau tiga perawat dengan tinggi badan kurang lebih sama yang berdiri berdampingan menghadap tempat tidur klien
f)       Setiap orang bertanggung jawabuntuk salah satu dari area tubuh klien
g)      Masing-masing perawat membentuk dasar pijakan yang luas yang mendekat  ketempat tidur didepan,lutut agak fleksi
h)      Lengan pengangkat ditempatkan dibawah kepala dan bahu, panggul, paha, dan pegelangan kaki klien,denaga jari jemari mereka  menggenggam sisi tubuh klien
i)        Pengangkat menggulingkan klien kearah pada mereka
j)        Pada hitungan ketiga,klien diangkat dan digendong ke dada perawat
k)      Pda hitungan ketiga yang kedua ,perawat melangkah kebelakang dan menumpu salah satu kaki untuk mengarah ke brankar/tempat tidur lain,dengan bergerak kedepan bila pelu.
l)        Perawat dengan perlahan menurunkan klien kebagian tengah brankar/tempat tidur dengan memfleksikan lutut dan panggul mereka sampai siku mereka pada setinggi tepi brankar/tempat tidur
m)    Perawat mengkaji kesejajaran tubuh klien,tempatkan pagar tempat tidur pada posisi terpasang
n)      Posisikan klien untuk menentukan respon terhadap pemindahan.Observasi trhadap kesejajaran tubuh yang tepat dan adanya titik tekan
o)      Tutup salam sebelum meninggalkan klien setelah selesai melakukan tindakan
p)      Cuci tangan setelah prosedur dalam catatan keperawatan pada status klien.

Senin, 18 April 2011

BAK ... BAB

Membantu Klien BAB Dan BAK
A.Membantu pasien untuk BAB di tempat tidur.
 Penertian
Memberi pertolongan pada pasien yang hendak membuang air besar,karena pasien masih/harus berbaring di tempat tidur dan tidak dapat melakukannya sendiri.

 Tujuannya
1. Untuk mengurangi pergerakan pasien
2. Untuk menolong pasien yang tidak dapat/ tidak boleh bergerak ke WC
3. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelaianan feces/urine secara langsung.


 Indikasi
 Menggunakan jumlah energy yang di gunakan
 Dapat mengurangi kelelahan pada klien
 Pada klien selesai operasi agar luka bekas operasi tidak infeksi karena kebanyakan bergerak.
 Agar klien tidak susah BAB ke kamar mandi.
 Agar klien tidak susah turun naik dari tempat tidur.
 Kontra Indikasi.
• Mengkomunikasikan tindakan terlebih dahulu kepada klien.
• Mengajar pasien/keluarga untuk bekerja sama terlebih dahulu.
• Tidak boleh menyampaikan sikap yang akan membuat hati pasien tidak enak.
• Jangan sampai membuka aib klien/privasi klien.
 Persiapan Alat
1. Pispot
2. Kertas kloset berisi air bersih
3. Botol cebok berisi air bersih
4. Pengalas bokong
5. Scree/sampiran/penghalang
6. Selimut ekstra
7. Handsccon
 Prosedur Tindakan
 Menjaga privasi klien dengan menutup pintu,jendela /memasang screen
 Pasang pengalas bokong
 Pasang selimut ekstra
 Buka pakaian bawah klien
 Ajar klien melekukan lutut dan membuka daerah paha
 Sorongkan pispot pertama di bawah bokong
 Beritahukan klien untuk BAB dengan tenang dan apabila sudah selesai,agar klien memberitahukan kepada perawat
 Bila telah selesai pasang handscon,lalu perawat mengangkat pispot yang pertama yang telah berisi feses dan langsung menutupnya dan letaka di bawah tempat tidur
 Pasang kembali pispot yang kedua/ yang baru pada bawah bokong pasien
 Siram daerah vulva dan anus dengan air,cebok perlahan sehingga airnya tertampung pada pispot
 Letakan kertas kloset pada telapak kiri perawat sampai rapat,usapkan pada vulva dan bokong mulai dari atas kebawah usapi,kemudian kertas yang sudah kotor di buang pada pispot,usap berulang2 sampai vulva dan anus bersih
 Angkat pispot yang kedua ,letaka dibawah tempat tidur,pakaikan kembali pakaian bawah dan rapikan
 Angkat pengalas bokong
 Angkat selimut ekstra dan pasangkan selimut klien
 Atur posisi klien agar nyaman
 Observasi bila ada keluhan klien
 Rapikan kembali alat2,bersihkan feses dan pispot
 Perawat cuci tangan.

KDM I (PEngendalian infeksi)


PENGENDALIAN INFEKSI



Pengertian
      Infeksi adalah masuknya mikroorganisme ke jaringan tubuh dan mikroorganisme tersebut berproliferasi didalam tubuh.
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang diakibatkan dari pemberian pelayanan kesehatan atau terjadi pada fasilitas pelayanan kesehatan. Infeksi ini berhubungan dengan prosedur diagnostik atau terapetik dan sering termasuk memanjangnya waktu tinggal di rumah sakit, sehingga meninggalkan biaya perawatan kesehatan bagi klien dan tenaga pelayanan kesehatan. Sejalan dengan alat bantu untuk pengendalian infeksi ini, perawat harus mengingat bahwa mencuci tangan merupakan teknik yang paling penting dan mendasar dalam mencegah dan mengendalikan infeksi (CDC, 1988). Namun lama ideal untuk mencuci tangan tidak diketahui. Pusat Pengendalian Penyakit (Center Disease Control ) dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat mencatat bahwa waktu mencuci tangan sedikitnya 10 sampai 15 detik akan menghilangkan sebagian besar mikroorganisme transien dari kulit (Garner dan Favero, 1985)

Siklus atau rantai infeksi.
Ada 6 mata rantai dalam rantai infeksi :
1. Agent(mikroorganisme)
2. Tempat dimana organisme tinggal(reservoir)
3. Tempat keluarya mikroorganisme
4. Metode Transmisi
5. Tempat masuknya mikroorganisme
6. Kerentanan dengan penjamu.

Tanda-tanda infeksi
·        Bengkak
·        Bewarna kemerah2an
·        Nyeri(Dolor)
·        Panas(Calor)
·        Daya bergerak kurang(funcio laesa)

1.  Sumber Agen Infeksi
Ø Sumber agen infeksi dapat dibagi2 yaitu:
1) Bakteri endogenus Esceria coli bakteri yang berasal pasien itu sendiri.
2) Bakteri Eksogenus Salmonea typus bakteri yang berasal dari luar tubuh.

2. Tempat Keluar
Ø Jika reservoir adalah manusia,mikroorganisme mempunyai sejumlah pintu keluar tergantung dari reservoir.
Contoh:sal.pernafasan,sal.pencernaan,sal.perkemihan.

3. Rute penyebaran/transmisi
o   Kontak transmisi
Perpindahan organisme langsung dari orang ke lainnya atau setelah memrgang benda yang sudah terkontaminasi.
o   Transmisi Udara.

4. Pintu Masuk
·        Kulit adalah barier untuk agent:Bagaimanapun kulit yang rusak dapat segera sebagai tempat pintu masuknya mikroorganisme.
5. Penjamu
    Faktor-faktor yang menentukan ketahanan penjamu meliputi:
Ø Umur
Ø Kekebalan
Ø Penyakit yang melemahkan
Ø Status nutrisi
Ø Hereditas
Ø Proses penyakit sebelumnya
Ø Obat2an

Diagnosa Keperawatan Potensial:
·        Risiko tinggi terhadap infeksi:
v Usia bayi,dan lansia
v Sistem imun pada usia 2-6 bulan
v Hereditas
v Tingkat srees
v Status nutrisi
v Status imunisasi
v Therapi proses yang sedang dijalani.

Tahap infeksi
1.Masa inkubasi
         Mulai kuman masuk sampai dengan timbul gejala.
2.Msa Prodromal.
          Mulai timbulnya gejala umum sampai gejala spesifik muncul.
     3.Masa Akut
Gejala yang spesifik berkembang dan terlihat jelas pada porang yang terinfeksi dan seluruh tubuh.
4.Masa Konvalensi
     Mulai berkembangnya gejala sampai kembali pada keadaan semula           tergantung pada jenis penyakit dan kondisi individu.

Mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi
1. Pertahanan non spesifik
Contohnya : kulit
2. Barier anatomis dan fisiologis respon informasi yaitu :
a. respon vaskuler dan seluler
b. Produksi eksudat
c. Fase perbaikan




Sumber infeksi
1. Eksogenik
a. Manusia
·        Pasien lain : penderita infeksi/masa inkubasi/carrier
·        Petugas medik
·        Pengunjung (kadang-kadang)
b. Lingkungan (environment)
·        Cairan antiseptik/desinfektan
·        Makanan

2. Endogenik
a. Flora normal
b. Kulit, hidung
c. Mulut
d. Usus :
·        Basil coliform
·        Baasil gas gangrene
·        B.tetanus
·        Bacteroides
Sumber Infeksi
b. Tindakan pemasangan infus, pembedahan
c. Penyuntikan, pemasangan kateter urine dan lain-lain
d. Udara melalui AC
e. Makanan dan minuman dan sumber air mandi
f. Alat-alat RS
g. Serangga : kecoak, semut dan lain-lain
h. Flora normal pasien
i. Pengunjung RS
j. Pasien lain dan petugas RS.




Cara penularan
1. Infeksi silang
Yaitu dari pasien lain atau petugas kesehatan
2. Infeksi lingkungan
Yaitu reaservoir hidup atau benda mati
3. Auto-infeksi
Yaitu dari diri pasien sendiri
4. Kontak
Terkontaminasi

Peralatan

·        Bak cuci dengan keran air hangat mengalir
·        Sabun atau desinfektan dalam dispenser yang dioprasikan dengan kaki (atau sabun batangan)
·        Handuk kertas.

Langkah – Langkah
Rasional
1. Dorong ke atas jam tangan dan lengan baju seragam yang panjang di atas pergelangan tangan anda. Lepaskan perhiasan
Memberikan akses lengkap ke jari-jari, tangan dan pergelangan. Cincin meningkatkan jumlah mikroorganisme pada tangan
2. Pertahankan kuku jari anda pendek dan terkikir
Kebanyakan mikroba pada tangan berasal dari bawah kuku
3. Perhatikan permukaan tangan anda dan jari-jari terhadap adanya luka goresan atau terpotong pada kulit dan kutikula. Laporkan adanya lesi bila merawat klien dengan kerentanan tinggi
luka terbuka dapat menjadi sarang mikroorganisme. Lesi demikian dapat menjadi tempat keluar, meningkatkan pemajanan klien terhadap infeksi atau sebagai jalan masuk, meningkatkan risiko anda mendapat infeksi
4. Berdiri di depan bak cuci, jaga agar tangan dan seragam anda tidak menyentuh permukaan bak cuci (Jika tangan menyentuh  bak cuci selama mencuci  tangan, ulangi proses  mencuci tangan dari awal) Gunakan bak cuci dengan keran yang mudah terjangkau
Bagian dalam dari bak cuci merupakan area yang terkontaminasi
5. Alirkan air. Hidupkan keran yang dioprasikan dengan tangan, tutupi bagian atas keran dengan handuk kertas
Bila tangan menyentuh keran, tangan dianggap terkontaminasi
6. Hindarkan memercikan air ke seragam anda
Mikroorganisme menyebar dan bertumbuh dalam situasi lembab
7. Atur aliran air sehingga suhunya hangat
Air hangat lebih nyaman. Air panas membuka pori-pori kulit, menyebabkan iritasi
8. Basahi tangan dan lengan bawah secara menyeluruh di bawah air mengalir. Jaga agar tangan dan lengan bawah lebih rendah siku selama mencuci
Tangan merupakan bagian paling terkontaminasi yang harus dicuci. Air menglir dari keran yang paling bersih ke yang paling terkontaminasi
9. Oleskan 1 ml sabun cair biasa atau 3 ml sabun cair antiseptik pada tangan dan buat berbusa. Bila menggunakan sabun batangan, pegang dan gosok sampai berbusa. Dapat juga digunakan sabun berbentuk granula dan preparat liflet
Jumlah bakteri berkurang secara signifikan pada tangan bila menggunkan 3 sampai 5 ml sabun antimikrobial
10.    Cuci tangan menggunakan banyak bus dan gosokan selama 10 sampai 15 detik. Jalin jari-jari dan gosok telapak dan punggung tangan dengan gerakan memutar
Sabun membersihkan dengan mengelmusi lemak dan minyak dan menurunkan tegangan permukaan. Menjalin jari-jari dan ibu jari memastikan bahwa semua permukaan dibersihkan
11.    Bila area dibawah jari-jari kotor, bersihkan dengan kuku jari tangan yang laindan tambahkan sabun. Jaga agar kulit di bawah (disekitar) kuku anda tidak luka atau terpotong
Pengangkatan kotoran dan sedimen di bawah kuku dengan cara mekanik mengurangi mikroorganisme tangan
12.    Bils tangan dan pergelangan tangan secara menyeluruh, jaga agar tangan di bawah dan siku di atas
Dengan membilas secara mekanik membersihkan kotoran dan mikroorganisme
13.    Keringkan tangan secara menyeluruh, usap dari jari turun ke pergelangan tangan dan lengan bawah



 

PENGGANTIAN BALUTAN KERING


Balutan kering melindungi luka dengan drainase minimal terhadap kontaminasi mikroorganisme. Balutan dapat hanya berupa bantalan kasa yang tidak melekat ke jaringan luka dan menyebabkan iritasi yang sangat kecil, atau berupa bantalan telfa yang juga tidak melekat pada insisi atau lubang luka tetapi memungkinkan drainase melalui permukaan yang tidak melekat di bawah kasa lembut.

Tindakan ini memerlukan teknik steril.

Diagnosa Keperawatan
·        Kerusakan integritas kulit
·        Nyeri
·        Risiko tinggi terhadap infeksi

Peralatan

a. Set balutan steril atau bahan-bahan  sbb:
·        Sarung tangan steril
·        Set balutan (gunting dan forsep)
·        Balutan kasa dan bantalan kasa
·        Basin untuk larutan antiseptik atau larutan pembersih
·        Salep antiseptik (bila dipesankan)
b. Larutan pembersih yang diresepkan dokter
c. Larutan garam faal atau air
d. Sarung tangan sekali pakai
e. Plester, pengikat, atau balutan sesuai kebutuhan
f. Kantung tahan air untuk sampah
g. Balutan kasa ekstra dan Surgipad atau bantalan ABD
h. Selimut mandi




Langkah-langkah
Rasional
1. Jelaskan prosedur pada klien dengan menggambarkan langkah-langkah perawatan luka
Menghilangkan ansietas klien dan meningkatkan pemahaman proses penyembuhan
2. Susun semua peralatan yang diperlukan di meja tempat tidur (jangan membuka peralatan)
Mencegah timbulnya ketidaksterilan akibat kelalaian dan tak sengaja.
3. Ambil kantung sekali pakai dan buat lipatan di atasnya, letakkan kantung pada jangkauan area kerja anda
Mencegah kontaminasi tak disengaja pada bagian atas luar permukaan kantung. Jangan menyeberangi area steril untuk membuang balutan kotor.
4. Tutup ruangan atau tirai tempat tidur
Memberikan privasi
5. Bantu klien mencapai posisi yang nyaman, berikan selimut mandi,yang terpajan hanya area yang akan kita lakukan pengobatan. Instruksikan klien untuk tidak menyentuh area lua atau peralatan steril.
Gerakan tiba-tiba dari klien selama penggantian balutan dapat menyebabkan kontaminasi pada luka atau peralatan.
6. Cuci tangan secara menyeluruh
Menghilangkan mikroorganisme yang tinggal dipermukaan kulit dan mengurangi transmisi patogen pada jaringan yang terpajan
7. Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester, ikatan atau balutan
Sarung tangan mencegah transmisi organisme dari balutan kotor pada tangan anda
8. Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan menariknya dengan perlahan, sejajar pada kulit dan mengarah pada balutan. (Bila masih terdapat plester di kulit dapat dibersihkan dengan aseton)
Mengurangi tegangan pada jahitan atau tepi luk
9. Dengan sarung tangan atau forsep, angkat balutan, pertahankan permukaan kotor jauh dari penglihatan klien.
10.    Catatan : bila terdapat drain, angkat satu balutan setiap kali.
Penampilan drainase dapat mengganggu klien secara emosional. Pengangkatan balutan dengan hati-hati balutan mencegah penarikan tak disengaja pada drain.
11.    Bila balutan lengket pada luka, lepaskan dengan memberikan larutan steril atau air
Mencegah kerusakan permukaan epidermal
12.    Observasi karakter dan jumlah drainase pada balutan
Memberikan perkiraan hilangnya drainase dan pengkajian kondisi luka
13.    Buang balutan kotor pada kantung sampah, hindari kontaminasi permukaan luar kantung. Lepaskan sarung tangan dengan menarik bagian dalam keluar, buang di tempat yang tepat.
Prosedur mengurangi transmisi mikroorganisme untuk orang lan.
14.    Buka nampan balutan steril atau secara individual tertutup bahan steril. Tempatkan pada meja tempat tidur atau di samping klien. Balutan, gunting dan forsep harus tetap pada nampan steril atau dapat ditempatka pada penutup steril yang terbuka digunaka sebagai area steril. Buka botol atau bungkusan larutan antiseptik dan tuangkan ke dalam basin steril atau di atas kasa steril
Balutan steril dan perapatan tetap steril saat atau dalam permukaan steril. Persiapan semua bahan mencegah merusak teknik selama mengganti balutan
15.    Bila penutup atau kemasan kasa steril menjadi basah akibat larutan antisepti, ulangi persiapan bahan
Cairan bergerak melalui bahan dengan aksi kapiler. Mikroorganisme menjalar dari lingkungan tidak steril di atas meja menembus kemasan balutan.
16.    Kenakan sarung tangan steril
Memungkinkan anda memegang balutan steril, instrumen dan larutan tanpa menyebabkan kontaminasi
17.    Inspeksi luka, perhatikan kondisinya, letak drain, integritas jahitan atau penutupan kulit dan karakter drainase (Palpasi luka bila perlu dengan bagian tangan non-dominan yang tidak akan menyentuh bahan steril)
Menentukan status penyembuhan luka. (kontak dengan permukaan kulit atau drainase mengkontaminasi sarung tangan).
18.    Bersihkan luka dengan larutan antiseptik yang diresepkan atau dengan garam faal. Pegang kasa yang dibasahi dalam larutan dengan forsep. Gunakan kasa terpisah untuk setiap usapan membersihkan. Bersihkan dari area yang kurang terkontaminasi ke area terkontaminasi. Gerakan dalam tekanan progresif menjadi dari insisi atau tepi luka
Penggunaan forsep mencegah kontaminasi jari yang memakai sarung tangan. Arah tekanan pembersihan mencegah introduksi organisme ke dalam luka.
19.    Gunakan kasa baru untuk mengeringkan luka atau insisi. Usap dengan cara seperti no 17
Mengurangi kelembaban pada tempat luka, yang akhirnya dapat menjadi tempat pertumbuhan mikroorganisme
20.    Berikan salep antiseptik bila dipesankan, gunakan teknik seperti pada teknik pembersihan. Jangan dioleskan di atas tempat drainase.
Pengolesan yang diarahkan langsung pada balutan atau drainase dapat menghambat drainase.
21.    Pasang balutan steril kering pada insisi atau letak luka

22.    Pasang satu balutan setiap kali
Mencegah pemasangan balutan besar yang dapat mengganggu gerakan klien dan memastikan lukat seluruhnya tertutup.
23.    Pasang kasa jarang (4 x 4) atau Telfa sebagai lapisan kontak
Meningkatkan absorbsi tepat terhadap drainase
24.    Bila terpasang drain, ambil gunting dan potong kasa 4 x 4 kotak untuk dipaskan disekitarnya.
Balutan sekitar drain mengamankan letak drain dan mengabsorbsi drainase
25.    Pasang kasa lapisan kedua sebagai lapisan absorben
Melindungi luka dari masuknya mikroorganisme
26.    Pasang surgipad yang lebih tebal atau bantalan ABD (garis biru di tengah menandakan permukaan luar)

27.    Gunakan plester di atas balutan atau amankan dengan ikatan montgomery, balutan atau pengikat
Memberikan dukungan pada luka dan menjamin penutupan lengkap dengan pemajanan minimal pada mikroorganisme
28.    Lepaskan sarung tangan dan buang pada tempat yang telah disediakan
Mengurangi transmisi mikroorganisme
29.    Buang semua bahan dan bantu klien kembali pada posisi nyaman
Lingkungan yang bersih meningkatkan kenyamanan klien
30.    Cuci tangan
Mengurangi transmisi mikroorganisme
31.    Catat pada lembar kerja observasi luka, balutan dan drainase
Dokumentasi yang akurat dan tepat saat memberitahukan personel adanya perubahan pada kondisi luka dan status klien